Tim Garuda Muda akhirnya gagal mempersembahkan emas cabang sepakbola Sea Games 2013 ke masyarakat Indonesia. Di partai final, tim Garuda Muda harus menyerah 0 – 1 dengan tim Thailand. Gol cepat yang diharapkan muncul dari kubu Indonesia tidak kunjung datang dan sebaliknya, Thailand mampu merebut kesempatan tersebut di menit ke-22 melalui sontekan cantik dari Sarawut setelah melewati beberapa pemain Indonesia dan akhirnya mengecoh kapten Indonesia di palang pintu terakhir Kurnia Mega.
Di partai puncak ini, Tim Garuda Muda belum mampu kembali “mematahkan” perkiraan statistika setelah berhasil melewati lubang jarum saat mengalahkan Malaysia di semifinal. Secara statistika, peluang Indonesia di partai final ini untuk menang dalam waktu normal paling tinggi 10,4% saja dibandingkan Thailand yang mencapai 69,5%. Dan, Thailand paling besar akan menang hanya dengan skor 1 – 0 dimana peluang untuk skor ini adalah 15%. Kembali yang dibutuhkan oleh Thailand ataupun Indonesia adalah gol cepat.
Tim Garuda Muda Perlu Belajar Dari Thailand
Penyesalan dan kesedihan bukanlah kata-kata yang harusnya terlontar dari Tim Garuda Muda, perlu pembenahan dan mengambil banyak pelajaran dari tim Thailand yang mampu menjadi juara. Apa yang kita bisa dipelajari dari Thailand yang sepanjang turnamen ini tidak terkalahkan? Secara statistika kita bisa melihat fakta-fakta tim ini sebagai berikut:
- Thailand memiliki rekor tanpa pernah kalah, dengan rekor 4 kali menang dan 2 kali seri.
- Dari seluruh partai yang dimenangkan, Thailand mencetak gol terlebih dahulu dibandingkan dengan lawannya.
- Semakin cepat Thailand mencetak gol, maka skor akhir yang dibuat akan semakin besar.
Kata kunci keberhasilan Thailand adalah gol cepat. Kemampuan Thailand untuk mencetak gol cepat semakin memperbesar peluang Thailand untuk memastikan kemenangan, bahkan saat berhasil mencetak gol di bawah menit kelima babak pertama, membuat mereka menjadi menang lebih besar terbukti pada pertandingan saat menghadapi Timor Leste (menang 3 – 1) dan Indonesia (menang 4 – 1) dimana gol pertama tercipta pada menit ke-2.
Kekuatan bertahan Thailand semakin baik saat mampu mencetak gol cepat, konsolidasi tim untuk bertahan semakin baik saat keunggulan sudah tercipta. Tim lawan akan semakin kuat untuk menyerag, dan Tim Thailand tinggal memastikan pertahanan baik dan melakukan serangan balik lebih terarah saat serangan tim lawan sudah dipatahkan, dari sinilah beberapa tambahan gol dapat tercipta karena tim lawan yang “terengah-engah” kembali ke posisi bertahan.
Thailand memahami bahwa kekuatan yang baik di sektor pertahanan dan kecepatan skema serangan balik adalah kunci keberhasilan mereka. Dan, sepanjang pertandingan Thailand hanya menggunakan strategi ini sebagai senjata andalan. Kemampuan fokus dengan 1 atau 2 strategi saja menjadikan tim ini menjuarai turnamen ini. Sebaliknya, beberapa tim lain termasuk Tim Garuda Muda Indonesia masih belum optimal dengan strategi yang menjadi andalannya.
Sebagaimana dengan suporter Indonesia yang selalu antusias saat Tim Garuda bermain, tentu kita berharap pihak-pihak utama pembinaan dan pengurusan sepak bola Indonesia terus tetap antusias dan fokus dengan road map pengembangan sepak bola Indonesia, nasehat klasik yang perlu kita terus ingat adalah selalu fokus, mengedepankan manajemen yang objektif, menikmati proses dan terus belajar. Doa kita adalah Garuda mampu terbang lebih tinggi, amin.