Galau Dengan Harga Emas (?)

Harga emas menurun cukup dalam dalam tiga bulan belakangan. Harga emas dunia yang awal tahun mencapai USD 1.700-an anjlok hingga USD 1.380-an per troy ounce pada hari ini. Data di Indonesia pun tidak jauh berbeda, walaupun memang harga emas tidak turun sedalam harga dunia jika diukur dalam mata uang USD. Harga emas Rp 530 ribuan di awal tahun menurun hingga Rp 470 ribuan per gramnya.

Beberapa teman dan kolega mempertanyakan atas turunnya harga emas tersebut, dan mulai meragukan kehandalan emas sebagai intrumen investasi mereka. Beberapa orang bahkan melakukan switching emas mereka ke instrumen investasi lainnya seperti saham, reksadana bahkan hingga properti dan instrumen lainnya.

nasehat waren buffet menyikapi harga emas

Saya teringat oleh nasehat seorang Waren Buffet, maestro investasi dunia yang banyak dirujuk oleh banyak orang. Beliau melontarkan nasehat sederhana yang kurang lebih berbunyi: “Rakuslah saat orang takut dan Takutlah saat orang rakus.” Konteks dari nasehat ini tentunya terkait dengan investasi. Makna dibalik nasehat ini menyatakan bahwa kita harus konsisten dengan pilihan investasi yang kita rencanakan. Saat orang meninggalkan suatu investasi karena imbal hasil dan gain-nya yang menurun dan beralih ke instrumen investasi yang memecahkan rekor imbal hasil dan gain sepanjang sejarah dan berharap akan memberikan lebih tinggi lagi. Saat itulah sebaiknya kita mulai lebih rakus masuk ke investasi yang imbal hasil dan gain-nya turun tersebut.

Saat IHSG mencetak rekor baru menembus 4.000-an dan emas mulai menurun tajam dalam rupiah. Banyak orang mengalihkan instrumen investasinya dari emas ke saham, mereka mengalami kerugian karena menjual emas dalam harga lebih rendah dan membeli saham dalam harga rekor tertingginya. Hasilnya bisa ditebak bahwa kerugian terjadi berlipat-lipat karena dana yang dialokasikan semakin besar dan potensi loss semakin besar.

Yang disarankan oleh Buffet adalah menghindari perilaku tersebut dan melakukan sebaliknya, yaitu keluar dari saham dan masuk ke emas karena sudah mengalami keuntungan dalam pasar saham dan sebagian dana masuk ke emas yang mengalami rekor penurunan harga dari harga standarnya.

Lebih jauh lagi, nasehat para pecinta emas adalah Emas adalah mata uang yang sebenarnya, seharusnya emas-lah yang menjadi standar mengukur harga. Biarkanlah fluktuasi harga emas tersebut karena itu berlaku dalam jangka pendek, berlakukanlah emas sebagai standar pengukuran dan untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang bukan untuk spekulasi.

By Charly Buchari

Praktisi asuransi kerugian (non life) syariah yang sedang menekuni ekonomi syariah, internet marketing, manajemen keuangan keluarga dan aset produktif seperti emas, properti, wirausaha dan bisnis.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.