Kolom Hikmah di harian Republika 8 Mei 2012 yang ditulis oleh Fauzi Bahreisy membahas secara ringkas dan padat mengenai pintu rezeki yang dijanjikan Allah SWT, dan juga disampaikan bagaimana kita sebagai umat Islam menjemputnya. Sebuah tulisan yang insyaallah akan memberikan petunjuk dan kemudahan bagi kita dan memberikan amalan jariyah bagi yang menyusun dan menyebarkannya, amin. Berikut tulisan lengkap dengan tema pintu rezeki tersebut:
Allah SWT telah menyiapkan segala kebutuhan manusia; bahkan semuah kebutuhan makhluk-Nya. Tidak ada satu pun makhluk kecuali telah Allah siapkan dan Allah sediakan apa yang menjadi keperluan dan kebutuhan hidupnya. Yang diperlukan adalah upaya dan usaha untuk menjemput rezeki tersebut dengan cara yang Dia gariskan. Dalam hal ini Allah telah menggariskan sejumlah pintu bagi manusia untuk memperoleh rezeki yang halal dan berkah.
Seorang muslim tidak boleh berdiam diri. Tidak boleh dengan alasan ingin fokus beribadah ia malas bekerja dan mencari nafkah untuk keluarganya.
Allah menjamin rezeki makhluk; apalagi rezeki manusia. Hanya, Allah juga telah mewajibkan manusia untuk bekerja dan berupaya memburunya. Meminta-minta dan mengemis kepada orang, sementara diri masih kuat dan mampu bekerja adalah aib yang sangat dicela dalam agama. Sebaliknya, siapa yang mau bekerja dan mempergunakan potensi yang Allah berikan padanya, ia akan mendapat apresiasi di sisi-Nya.
“Siapa yang mencari nafkah halal guna menjaga diri dari meminta-minta, guna memenuhi kebutuhan keluarga, serta guna berbagi dengan tetangga, maka ia datang pada hari kiamat dengan wajah laksana bulan purnama.” (HR Thabrani).
Nabu Muhammad SAW juga mengajarkan kepada siapa pun yang ingin menunjukkan tawakalnya kepada Allah dengan melihat pada burung yang terbang berusaha untuk mendapatkan rezeki-Nya. “Andaikan kalian bertawakal kepada Allah secara bentar, tentu Dia akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberkan rezeki kepada burung. Burung pergi (terbang) di waktu pagi dalam kondisi perut kosong dan kembali dengan perut yang kenyang.” (HR Tirmidzi).
Beriman dan bertakwa kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. “Andaikan penduduk negeri beriman dan bertakwa, tentu Kami bukakan untuk mereka pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi.” (QS al-A’raf: 96). Allah juga berfirman dalam QS ath-Thalaq: 3.
Selanjutnya beristighfar. Cara yang mudah, namun membutuhkan keyakinan dan keimanan yang kuat adalah beristighfar dan meminta ampunan-Nya. “Maka, aku katakan kepada mereka, Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan membanyakkan harta dan anak-anakmu. Serta Dia akan menghadirkan untukmu kebun-kebun dan sungai-sungai.” (QS Nuh: 10-12).
Kemudian, memperbanyak sedekah. Bersedekah tidak akan mengurangi harta, sebaliknya ia akan bertambah. Karena, yang demikian itu akan menjaga dan memancing turunnya rezeki Allah. “Tidak berkurang harta karena sedekah.” (HR Tirmidzi).
Berikutnya adalah bersilaturahim. “Siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan (diberkahi) usianya, hendaknya menyambung tali silaturahim.” (HR Muslim).
Dan yang terakhir adalah memperbanyak doa kepada Allah. Doa adalah senjata orang beriman. Manusia adalah makhluk yang terbatas dan Allah yang memiliki kekuasaan Mahaluas. Dengan berdoa, itu menunjukkan kelemahan kita untuk meminta pertolongan kepada Allah.
Sebuah ulasan yang bagus utk di amalkan