Untung Rugi Menabung Emas

untung rugi menabung emasUntung rugi menjadi ukuran keberhasilan investasi kita. Contohnya saya beli emas 500 ribu per gram, saya akan untung jika saya bisa menjual di atas 500 ribu, katakanlah 510 ribu. Dan, saya akan rugi jika saya hanya bisa menjual di bawah 500 ribu, misalnya 490 ribu. Sesederhana itu saja sih. Tapi, ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan agar tidak terkecoh dengan kesimpulan apakah kita sudah untung atau rugi.

Sebelum menentukan untung rugi menabung emas, kita harus mengingat kembali bahwa ini baru potensi untung atau potensi rugi, jadi belum direalisasikan. Seperti contoh di atas, saya akan BENAR-BENAR untung jika saya berhasil menjual di atas harga beli tersebut. Sebaliknya, saya akan BENAR-BENAR rugi jika saya merealisasikan penjualan di bawah harga beli tersebut. Jadi, sebelum anda merealisasikannya, anda belum Untung ataupun Rugi 😉

Di Indonesia, rata-rata orang menggunakan mata uang Rupiah untuk mengkonversi ke emas, dan tentu saja tidak sedikit yang menggunakan mata uang selain Rupiah, biasanya Dollar AS. Jika mata uang selain rupiah tersebut lebih kuat dibandingkan rupiah itu sendiri, maka akan “terasa” lebih murah membeli dalam dollar dibandingkan rupiah. Aturan sederhananya jika kurs rupiah terhadap dollar melemah dan anda mempunyai dollar maka saat itulah harga emas akan “terasa” lebih murah dibeli dengan dollar dibandingkan rupiah. Tapi itu dengan catatan anda memiliki dollar ya, kalo masih rupiah dan baru dikonversi ke dollar dan membeli emas, perasaan murah itu tidak akan terjadi 🙂

Untung Rugi Menabung Emas Dengan Standar Selain Uang Fiat

Seperti yang sudah disinggung sedikit di atas, bahwa untung rugi menabung emas itu menggunakan standar mata uang fiat (rupiah, dollar dan lainnya). Diantara mata uang fiat itu sendiri saja bisa merubah status untung dan rugi, misalnya jika kita hitung harga dalam mata uang rupiah bisa saja kita potensi untung tetapi jika diukur dalam mata uang dollar belum tentu, bisa saja rugi atau stagnan (tidak untung dan tidak rugi). Jika standar yang digunakan bukan mata uang fiat, misalnya saja kita gunakan harga kambing. Emas 22 Karat dengan bobot 8,5 gram ternyata bisa membeli kambing sebanyak 2 ekor saat ini. Kita akan untung jika kita mampu membeli sebanyak 3 ekor kambing dengan kualitas sama dengan jumlah emas yang sama. Dan, sebaliknya jika kita tidak mampu membeli sebanyak 2 ekor maka kita disebut sebagai rugi.

Saya pribadi merubah cara pandang saya tentang emas. Emas saya jadikan standar ukur masa depan, seperti contoh kambing tersebut di atas. Misalnya, kebutuhan anak saya yang baru usia 3 tahun, untuk masuk kuliah kelak jika menggunakan harga sekarang menghabiskan 100 juta rupiah, dan harga emas saat ini misalnya 500 ribu, jadi angka 100 juta tersebut setara dengan 200 gram. Jika, saya punya emas 200 gram saat ini insyaallah saya akan bisa mengirimkan anak saya ke kampus tersebut pada usianya nanti. Berapapun uang nominal rupiah yang saya habiskan untuk membeli 200 gram tersebut tidak lagi begitu relevan. Lain halnya jika saya simpan 100 juta itu saat ini, maka kemungkinan uang itu akan tidak mencukupi membiayainya kelak.

Potensi untung rugi dengan standar mata uang fiat mungkin masih tetap bermanfaat untuk mengetahui saat yang tepat untuk menambah tabungan emas kita. Saat kita berpotensi rugi karena harga turun dalam rupiah, maka ini saat yang tepat untuk membeli lagi 🙂 Itu pendapat saya, punya pendapat lain? Silahkan berbagi di kolom komentar ya 🙂

By Charly Buchari

Praktisi asuransi kerugian (non life) syariah yang sedang menekuni ekonomi syariah, internet marketing, manajemen keuangan keluarga dan aset produktif seperti emas, properti, wirausaha dan bisnis.

3 comments

    1. betul, dalam kurun waktu cukup lama (5 tahun ke atas) harga diukur dalam mata uang cenderung naik, kadang-kadang definisi sebentar atau lama setiap orang sangat bervariasi 😉

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.