Macet di kota besar seperti Jakarta sudah menjadi permasalahan tersendiri. Penambahan jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan ketersediaan panjang jalan dan belum baiknya transportasi umum adalah dua alasan yang paling sering kita dengar sebagai biang kerok macet.
Banyak solusi yang ditawarkan dan sedang dikerjakan, mulai dari membangun jalan layang, rencana penerapan ERP (Electronic Road Pricing), pelarangan kendaraan roda dua di jalan protokol, pembenahan transportasi seperti kereta, transjakarta dan masih banyak hal lainnya. Tapi, semua itu masih dirasa kurang memberikan solusi tuntas bagi masyarakat.
Aplikasi Anti Macet
Andapun sudah cukup familiar dengan aplikasi anti macet seperti Gojek, Grabbike, Grabtaxi, Uber dan lainnya. Bahkan mungkin anda sudah meng-install aplikasi tersebut di smartphone anda. Mereka muncul untuk memberikan solusi alternatif untuk mendapatkan kemudahan mendapatkan layanan transportasi yang fleksibel.
Sebelum aplikasi itu booming, ada beberapa website (dan sekarang juga sudah versi aplikasinya) yang sudah memberikan solusi serupa dan bersifat kolaboratif. Misalnya saja zipcar (internasional) dan nebeng.com. Konsepnya sederhana, anda tinggal masuk ke website-nya, lihat orang yang memiliki kendaraan tumpangan yang searah dengan aktifitas harian anda. Anda bisa menjadi penumpang ataupun memberikan tumpangan. Jadi, secara akumulatif akan mengurangi jumlah kendaraan yang beredar di jalanan.
Pagi ini, saya membaca sebuah artikel teknologi yang cukup menarik. Masih berkaitan dengan masalah kendaraan dan kemacetan yaitu lahan parkir. Saya punya pengalaman tidak nyaman saat berkunjung ke sebuah kantor dan sulit mendapatkan tempat parkir untuk kendaraan saya. Mungkin anda juga pernah mengalami hal yang sama saat berkunjung ke tempat rekreasi, pusat perbelanjaan dan tempat lainnya. Bahkan, saya memiliki teman yang harus menitipkan kendaraannya di rumah tetangga karena jalan menuju rumahnya tidak cukup dilalui kendaraan roda empatnya.
Perusahaan startup itu bernama Parking Duck. Paruey Anadirekkul, seorang mantan konsultan IBM melihat permasalahan jumlah kendaraan yang begitu banyak dengan ketersediaan lahan parkir yang minim di Thailand. Informasi tempat lahan parkir yang bisa digunakan sangat sulit didapatkan. Maka dibuatlah Parking Duck untuk memberikan informasi dan mempertemukan antara pemilik lahan untuk digunakan sebagai parkir dengan pemilik kendaraan yang membutuhkan tempat parkir di suatu wilayah.
Anadirekkul melihat hal ini sebagai solusi untuk menghemat waktu pencarian tempat parkir kendaraan. Semakin cepat kendaraan diparkir, maka semakin sedikit jumlah kendaraan yang ada di jalan. Namun, kenyataannya adalah memang tidak banyak tempat parkir yang dikelola profesional untuk kebutuhan parkir, maka beberapa ruang ataupun tempat kosong yang dimiliki oleh orang-orang di sekitar wilayah tertentu bisa digunakan sebagai lahan parkir.
Beberapa praktik sewa parkir ini bisa kita lihat di dekat stasiun, terminal bahkan bandara. Saya melihat jasa titip kendaraan harian yang dikelola sendiri di dekat terminal Ragunan. Banyak orang menitipkan kendaraan di lahan-lahan terbuka milik masyarakat sekitar di pagi hari, dan menggunakan kendaraan umum dari terminal Ragunan ke tempat kerjanya.
Seperti aplikasi Gojek dan Grabbike, sebelumnya praktik ojek motor itu sudah biasa namun dengan adanya aplikasi ini semakin mempermudah orang untuk mengakses jasa ojek dan penyedia jasa ojek pun lebih gampang menemukan orang yang membutuhkan.
Aplikasi Uber dan Grabtaxi juga tidak berbeda, ada kebutuhan sewa mobil harian di masyarakat. Dengan adanya Uber akan mempermudah menemukan pemberi jasa sewa mobil dan orang yang membutuhkan jasa sewa mobil.
Parking Duck juga memiliki pola yang sama, yaitu mempertemukan para pencari parkir dengan penyedia lahan parkir.
Kita bisa belajar beberapa hal dari kesuksesan aplikasi-aplikasi anti macet tersebut:
- Temukan dulu permasalahan umum dan mendasar yang perlu disolusikan
- Buatlah solusi yang memungkinkan untuk diterapkan
- Kesampingkan dulu soal monetisasi (cara mendapatkan uang) dari aplikasi tersebut
- Fokus atas permasalahan utama yang akan diselesaikan, jangan jadi superhero untuk menyelesaikan seluruh masalah
Memang masih banyak hal yang bisa kita pelajari dan contoh dari keberadaan aplikasi anti macet tersebut, mungkin Anda punya pendapat atau pandangan lain untuk melengkapinya, silahkan disampaikan ya 😉