Judul di atas tidak salah, memang saya berhenti menabung emas. Apakah memang menabung atau investasi emas tidak lagi menguntungkan? Sabar, saya tidak sebenarnya tidak berhenti sama sekali dalam menabung emas. Ada beberapa hal yang membuat saya menghentikan sementara kegiatan menabung emas. Dan, saya masih meyakini bahwa emas adalah alat simpan daya beli yang anti inflasi dan alat yang ideal untuk jadi standar dan menghitung kebutuhan keuangan masa depan.
Beberapa pertimbangan saya untuk berhenti bahkan menjual beberapa tabungan emas saya untuk dialihkan ke investasi lain adalah sebagai berikut:
Pertimbangan 1: Emas Adalah Alat Simpan Daya Beli Yang Anti Inflasi
Sebenarnya emas adalah alat simpan daya beli bukan alat investasi, makanya saya lebih cenderung setuju bahwa emas bukan alat investasi tetapi alat tabungan yang menyimpan nilai. Emas 4,25 gram dengan kadar 22 mampu membeli 1 ekor kambing pada zaman kapanpun, entah itu zaman 5 tahun lalu, 100 tahun lalu bahkan insyaallah 1000 tahun mendatang. Tetapi, tidak bisa membeli lebih dari 3 atau lebih kambing dengan standar yang sama. Jadi, emas hanya menjaga daya beli kita tetap sama sepanjang masa dan tidak terpengaruh oleh inflasi.
Sejatinya dengan memiliki emas, daya beli kita tidak meningkat tetapi hanya terjaga. Jadi, memiliki emas tidak menjadi lebih kaya atau lebih miskin. Bagaimana dengan peningkatan harga emas diukur dalam rupiah cenderung naik 20% per tahun? Jawabannya benar, tetapi kita lupa setiap barang atau jasa juga cenderung naik sama dengan persentase kenaikan yang ada. Bahan makanan cenderung naik 15 – 20% per tahun, biaya pendidikan juga naik di kisaran angka tersebut, jadi hampir dikatakan tidak ada keuntungan dalam menabung emas kecuali daya beli yang terjaga.
Bagi Anda yang ingin mengetahui cara orang kaya mengelola harta mereka sehingga tetap kaya dan sejahtera
Pertimbangan 2: Saya Ingin Mengembangkan Harta
Saya termasuk orang yang ingin mengembangkan nilai harta saya supaya saya dapat mempersiapkan masa depan saya dan keluarga semakin baik secara finansial dengan cara yang halal dan berkah. Dengan emas saya hanya menjaga daya beli masa depan saya belum memenuhi keinginan agar harta terus berkembang, nilai harta–jika diukur dalam rupiah–harus berkembang di atas inflasi setiap tahun, ini artinya nilai harta saya meningkat bukan sekedar daya belinya yang tetap terjaga.
Bagaimana caranya? Berinvestasi itu jawaban saya. Saya berupaya menyiapkan dana cadangan keluarga dalam emas dan selanjutnya berinvestasi. Investasinya kemana? Beberapa nasehat para pakar menyebutkan berinvestasilah ke aset produktif dan usaha. Aset produktif berupa properti yang disewakan dan usaha tentu saja usaha yang menghasilkan cashflow atau aliran pendapatan bagi keluarga.
Pertimbangan 3: Saya Ingin Bermanfaat Dengan Menjadi Bagian Rantai Ekonomi Orang Lain
Mungkin pertimbangan ini yang paling klise bagi banyak orang. Ringkasnya, saya ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain terutama menjadi “makelar rezeki” orang lain. Saat ada peran bagi orang dalam menjemput rezekinya, setidaknya saya akan kecipratan sedikit membantu orang dalam rezekinya. Contohnya, saat saya ikut serta menjadi pemodal dalam satu usaha dagang, dan ada para pekerja dalam usaha tersebut. Saat mereka mendapatkan gaji atau upah karena bekerja, saya juga ikut serta membuat mereka mendapatkan upah atau gaji dengan bekerja. Saat mereka bekerja yang juga dinilai beribadah, saya juga akan kecipratan ibadah-nya, insyaallah.
Makanya saya lebih memprioritaskan peluang untuk ikut serta investasi dan/atau usaha yang melibatkan banyak orang atau gampangnya sektor riil. Apa saja yang pernah saya terapkan? Ikut serta sebagai salah satu pemodal di usaha dagang sembako, usaha katering makanan, usaha penggemukan hewan kurban dan usaha peternakan. Dalam usaha itu, uang berputar dalam kegiatan bisnis, banyak pihak yang terlibat baik itu saya sebagai pemodal, teman, keluarga dan kolega pemilik bisnis, karyawan dari bisnis tersebut dan konsumennya.
Itu pertimbangan utama saya mengapa saat ini saya mulai memproduktifkan harta yang dititipkan Allah, SWT ke saya dan keluarga. Tidak besar memang, tetapi segala sesuatu dimulai dari tidak ada menjadi ada dan insyaallah terus berkembang.
Jika ditanya, bagaimana resikonya? Semua ada resiko, saat kita mampu memahami resiko dan melakukan langkah-langkah tertentu untuk meminimalkan atau bahkan menghilangkan resiko tersebut, juga menyesuaikan resiko sesuai dengan tingkat penerimaan resiko pribadi kita, serta diikuti dengan niat baik, insyaallah ini akan terus bernilai ibadah.
Saya tidak melupakan emas, malahan menjadikan emas sebagai standar ukur peningkatan nilai harta. Saya juga masih menyimpan emas untuk dana simpanan saya, setidaknya sampai kebutuhan atas usaha atau investasi baru mencukupi.
Saya tercengan dengan pemikiran Anda, sungguh sangat brilian.
Pemikiran yang cemerlang, saya menjadi terinspirasi.
artikel yang sangat bermanfaat,
trimakasih atas postingan ini.
Semoga ada manfaatnya ya mas Slamet 🙂 jika berkenan boleh di-share juga biar manfaatnya bisa lebih luas bagi banyak orang
Setuju, hanya bedanya saya berhenti menabung emas ketika jumlah gram emas tersebut sudah mampu membeli sebuah properti produktif. Seluruh emas saya konversi ke properti yang bisa disewakan, hasilnya di tabung emas lagi. Begitu seterusnya. 🙂
Mantap mas Adnan, konversi emas jadi properti produktif. Boleh di-sharing tentang strategi dari mas Adnan menerapkannya untuk kita-kita?
maaf pak mau nanya gmn cara menghitung biaya PENDIDIKAN anak? anak sy skrg umur 3,5 n 2th.. mksh atas pencerahannya
Pak Ahmad, cara menghitung biaya pendidikan anak prinsipnya harus mengetahui:
1. Biaya sekolah yang akan dijadikan tempat untuk buah hati bapak.
2. Usia sang buah hati
3. Waktu yang tersisa menjelang sang buah hati akan bersekolah
4. Asumsi tingkat inflasi tahunan (biasanya kenaikan pendidikan dari 10 hingga 20% per tahun)
Setelah mengetahui informasi tersebut, pak Ahmad tinggal hitung menggunakan rumus future value biaya sekolah untuk beberapa tahun ke depan dengan tingkat inflasi yang sudah ditentukan.
Alternatifnya, pak Ahmad bisa menggunakan emas sebagai standar hitung, sharing saya tentang hal ini bisa bapak lihat di http://charlybuchari.web.id/cara-menyiapkan-biaya-pendidikan-dengan-emas/
Insyaallah ada manfaatnya ya pak 🙂
Terima kasih informasinya, menabung emas untuk sebagai bekal di hari tua.
Investasi/menanamkan modal sebagai pengembangan aset.