Kisah Abdurrahman Bin Auf Memenangkan Pasar

Selain sebagai panutan dalam sisi keislaman, Abdurrahman Bin Auf dikenal sebagai saudagar super kaya di zamannya–bahkan hingga saat ini–memiliki kecerdasan dan keterampilan luar biasa dalam bidang wirausaha. Melanjutkan tulisan sebelumnya tentang Praktik Abdurrahman Bin Auf, kali ini akan disampaikan kisah Abdurrahman Bin Auf memenangkan pasar.

kondisi pasar di zaman abdurrahman bin auf

Kondisi yang berlangsung di zaman sahabat tersebut dimana para pedagang unta menerapkan harga rendah untuk memenangkan persaingan, sehingga di pasar harga semakin tertekan dengan margin keuntungan yang semakin mengecil. Yang dilakukan Abdurrahman Bin Auf cukup ekstrim, yaitu meniadakan margin keuntungan sama sekali alias menjual dengan harga modal saja. Harga unta yang dijualnya menjadi paling rendah diantara para pedagang unta lainnnya. Angka 1.000 ekor unta yang terjual dalam 1 hari adalah pencapaian yang luar biasa pada zaman itu.

Dengan menjual sesuai harga modal, dari mana Abdurrahman Bin Auf mendapatkan untung? Ternyata  beliau melengkapi dagangan untanya dengan menjual pelana yang diperlukan untuk mengendarai unta. Dari penjualan pelana-lah Abdurrahman Bin Auf mendapatkan keuntungan. Beliau menjaga kualitas pelana-nya dan menyediakan variasi pelana lebih banyak dengan warna yang atraktif dan berbeda dengan pelana yang ada pada umumnya di pasar.

Abdurrahman Bin Auf mengetahui bahwa dengan berdarah-darahnya pasar unta, perlu melakukan strategi dan praktik lain untuk mendapatkan keuntungan yaitu menjual alat pelengkap yang diperlukan pada unta dengan kualitas di atas rata-rata, variasi warna yang banyak dan berbeda dengan pelana yang ada. Penerapan di zaman sekarang adalah pada produk-produk yang sifatnya sudah menjadi komoditas dan hanya harga yang menjadi nilai tambah bagi konsumen, dan sudah cukup kecil untuk mendapatkan keuntungan darinya. Maka, langkah yang perlu dilakukan adalah menemukan produk yang “melekat” dengan produk utamanya itu, fokus dengan pengembangan produknya dan jualah produk itu dengan harga yang cukup menguntungkan.

Praktik yang didapat dari kisah Abdurrahman Bin Auf ini menggambarkan bahwa ada kondisi yang serupa dengan kondisi zaman saat ini, ada persaingan harga untuk barang komoditas, dan yang dilakukan oleh Abdurrahman Bin Auf adalah meraup keuntungan lebih banyak dari komplementer barang komoditas tersebut.

By Charly Buchari

Praktisi asuransi kerugian (non life) syariah yang sedang menekuni ekonomi syariah, internet marketing, manajemen keuangan keluarga dan aset produktif seperti emas, properti, wirausaha dan bisnis.

2 comments

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.